Selasa, 05 Maret 2013

Tuan dan Nona di Bulan Januari

Tuan, taukah kamu? Aku mulai berani menulis tentangmu ketika aku yakin bahwa kamu bukan hanya sekedar obsesi cintaku, bahwa kamu bukan rasa kagum yang meluap-luap di hatiku. Aku mulai menulis ini karena aku yakin, rasa sesak yang ada di hatiku ini adalah rasa cinta yang beradu kencang di dalam dada. Rasa sesak yang aku rasakan adalah rasa cinta yang selama ini aku pendam.

Kalau Tuan membaca ini pasti Tuan akan terpingkal-pingkal. Baiklah kalo boleh jujur, semenjak bulan November lalu Tuan telah membuka hatiku yang terlanjur dikatup oleh seseorang. Tuan menjadi kunci emas yang sudah siap membuka dan mengetuk daun pintu yang sudah tertutup rapat. Tuan mulai menggangguku pikiranku, sekelebat duakelebat Tuan menjadi tamu special yang selalu datang di ruang otakku.

Tuan, aku melihat binar ketulusan dari balik kacamatamu. Iya, bulan November tahun lalu, saat kita masih melihat film bersama-sama. Tuan menjemputku dengan mobil merah, membukakan dan menutup pintu mobil untukku. Tuan tau? gadis kecil yang sering Tuan panggil Nona ini sangat terkesima dengan perilaku Tuan yang sangat sopan itu. Jujur saja, belum pernah ada pria yang memperlakukan Nona seperti itu. Adakah pria manis dengan kulit kecoklatan berkacamata seperti kamu; selain kamu?

Tapi Tuan, semua itu berubah semenjak bulan Desember lalu. Tuan telah mempunyai tambatan hatinya sendiri. Rasa sesak yang ada di dada menjelma menjadi rasa sakit yang dihujam oleh belati tajam. Nona pun memilih untuk pergi, mengalah untuk menyembuhkan luka sendirian. Meskipun Tuan tak pernah tau apa yang selama ini Nona rasakan terhadap Tuan. Apa semua pria di dunia ini seperti itu? Tidak pernah bisa menerjemahkan keadaan. Bahkan membaca situasi pun tak mampu.

Nona di bulan Januari tak seperti dulu lagi. Nona memilih untuk diam, diam agar Tuan sadar diri. Diam agar Tuan tahu diri. Jika Tuan tak bisa menerjemahkan diamku, berarti Tuan benar-benar sudah kalah. Kalah dalam hal menerjemahkan sebuah keadaan. Perlu Tuan tahu, satu hal yang diinginkan wanita dari seorang pria yang dicintainya; mengerti dan memahami. Itu saja.

Tuan, apakah diam yang aku simpan ini akan mengambang dalam ketidakjelasan? Jangan terlalu mengabaikanku Tuan, aku takut keadaanku akan berbalik di kamu pada suatu hari nanti. Diamku bukan hanya sekedar diam, melainkan agar Tuan sadar diri atas kesalahan yang Tuan perbuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar