Butir air dengan rasa asin menetes dari pucuk kelopak mata
Mengalir dalam pipi basah hendak pergi menuju dada
Engkau lukai mata hingga jatuh sebuah hujaman hebat
yang sesak
Aku adalah buah penyesalan yang timbul dalam desak
dada
Terluka oleh goresan pisau yang engkau toreh hingga
perih terasa
Aku mengalir tanpa dosa
Timbul akibat penat dalam ruang hati yang tak
berpenjara
Tetes demi tetes aku jatuh hingga sayup mata
menampakan lenggahnya
Tidak bisakah engkau tak lukai perasaan agar aku
berhenti mengalir
Daku pun punya letih dan lelah
Yogyakarta
2013