Minggu, 25 Agustus 2013

Air Mata


Butir air dengan rasa asin menetes dari pucuk kelopak mata
Mengalir dalam pipi basah hendak pergi menuju dada
Engkau lukai mata hingga jatuh sebuah hujaman hebat yang sesak

Aku adalah buah penyesalan yang timbul dalam desak dada
Terluka oleh goresan pisau yang engkau toreh hingga perih terasa

Aku mengalir tanpa dosa
Timbul akibat penat dalam ruang hati yang tak berpenjara
Tetes demi tetes aku jatuh hingga sayup mata menampakan lenggahnya

Tidak bisakah engkau tak lukai perasaan agar aku berhenti mengalir
Daku pun punya letih dan lelah 

Yogyakarta
2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar