Selasa, 04 Juni 2013

Surat Cinta Pada Hujan

Sementara hujan menebarkan kenangan, geliut aroma tanah bercampur angin sepi.
Hujan sedang bersetubuh dengan kenang.
Aroma rindu yang mulai tak tertahankan bercampur aduk dengan kepedihan.

Aku lupa pada gadis berbaju biru, sebuah kolase kepedihan.
Ia selalu bersenandung dalam hati pria berbehel putih ketika hujan turun dengan kenangan.

Pada lembayung diantara rintihan hujan, kenangan mengumpulkan serpih-serpih usang.
Mengerogoti ingatan untuk bersetubuh dengan kenang.
Hujan, mengapa tatapanmu begitu nanar ketika kau sedang menebarkan kenangan?
Adakah ranting-ranting kebahagiaan yang kau tebar selain kenang yang sudah usang?

Kini tubuh hujan pun lelah pada kenangan.
Bersimponi dengan aura angin yang menghempaskan kenangan.

Mungkin cerita sudah lanjut usia, tetapi kau selalu menebarkannya melalui ingatan kenang.
Kini tubuhmu tak lagi tampak.
Terganti dengan kemarau panjang, dan pria berbehel putih itu menanti gadis berbaju biru dalam rintihan hujan yang entah kapan lagi datangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar